Bangau, Ikan, dan Kepiting

Heron, Fish and Crab >> English Edition

Fabel Mendut dari Jawa Tengah (Cerita asli dari India)

Tersebutlah di sebuah kolam kecil hidup seekor kepiting dan sekumpulan ikan.

Pada suatu musim kemarau airnya menyusut tinggal sedikit dan bagi penghuni kolam keadaan tersebut cukup mengkhawatirkan.

Kala itu seekor burung bangau sedang mengintai dan muncul pikiran jahatnya untuk menjadikan seluruh penghuni kolam sebagai santapan.







Burung bangau sengaja beristirahat di tepi kolam dan nampak duduk termenung bermuram durja.

Para ikan bertanya kepada Sang Bangau, "Tuan sedang memikirkan apa?"

Sang Bangau menjawab, "Aku memikirkan kehidupan kalian wahai para ikan. Kemarau ini begitu keringnya, semakin sedikit air semakin sedikit pula makanan kalian. Aku takut kolam ini beberapa hari lagi akan habis airnya dan kalian akan mati kekeringan."

Para ikan bertanya, "Apa yang harus kami lakukan Tuan?"

Sang Bangau menjawab, "Kalau kalian percaya padaku, akan kubawa satu per satu kupindahkan ke telaga besar di balik hutan. Telaga yang dipenuhi dengan bunga teratai yang akan menjamin kehidupan kalian."

Para ikan berkata, "Tuan Bangau, sejak awal kehidupan, tak ada ceritanya seekor bangau memikirkan kesejahteraan ikan. Terus terang kami takut satu per satu dari kami akan Tuan makan, demikian kata para ikan."

Sang Bangau menjawab pelan. Aku tidak berdusta silakan pilih satu perwakilan ikan untuk melihat telaga yang saya ceritakan."

Para ikan kemudian memilih satu ikan besar sebagai perwakilan. Sang Bangau membawanya ke atas telaga dan kemudian kembali ke kolam ikan.

Para ikan akhirnya percaya dan menurut saja dibawa Sang Bangau satu per satu ke telaga.

Sebenarnya satu per satu ikan dijatuhkan di pohon di seberang telaga. Satu per satu disantap Sang Bangau dan dibawah pohon berserakan tulang-tulangnya.

Demikian dilakukan berkali-kali sehingga ikan di kolam habis semuanya. Tersisa seekor kepiting di kolam yang juga ingin dimangsanya.

Sang Bangau berkata, "Tidakkah kamu ikuti para ikan pindah ke telaga?"

Sang Kepiting berkata, "Lebih baik aku hidup di kolam ini saja."

Karena Sang Bangau terus merayunya, akhirnya Sang Kepiting berkata, "Aku bisa memegang diri Tuan lebih kuat, maka biarkan aku memegang leher Tuan saat terbang menuju telaga."

Sang Bangau terbang di atas telaga, tetapi kemudian menuju pohon di seberang telaga.

Sang Kepiting bertanya, "Mengapa Tuan membawaku menjauhi telaga?"

Sang Bangau berkata, "Dasar kepiting bodoh, aku bukan budakmu, mengapa kamu harus kupindahkan. Lihatlah di bawah pohon terdapat tulang-tulang ikan berserakan. Kamu pun akan segera kujadikan santapan."

Sang Kepiting berkata, "Sang penipu telah ditipu itulah nasibmu, Tuan. Coba rasakan sedikit, saya mulai menjepit leher Tuan."

Sang Bangau ketakutan merasakan lehernya yang mulai kesulitan bernapas.

Sang Kepiting berkata, "Sekarang Tuan Bangau yang bodoh, bawa aku ke atas telaga agar aku bisa terjun dan Tuan kembali bebas!"

Sang Bangau menuruti dengan tergesa-gesa untuk menyelamatkan nyawanya.

Saat tiba di tepi telaga leher Sang Bangau dipotong Sang Kepiting dan mati seketika. Sang Kepiting pun segera masuk ke dalam telaga.

PESAN MORAL : Penuh keserakahan. Penuh tipu muslihat agar tercapai tujuan. Kita perlu waktu lama untuk merenungkan. Dalam waktu singkat akan menerima keberhasilan. Akan tetapi apakah alam akan membiarkan? Hukum sebab-akibat tetap akan berjalan. Siapa melakukan tipu muslihat dia pun akan menerima akibatnya di masa depan.

kaskus.co.id


Ayo Baca Cerita yang Lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection