Telaga Bidadari

The Angel Pond | English Version

Folklore dari Kalimantan Selatan

ADA kawasan wisata di Kalimantan Selatan bernama Telaga Bidadari. Tempat ini sering dikunjungi oleh banyak orang. Beberapa pengunjung memiliki alasan unik. Mereka ingin memiliki pasangan. Beberapa orang percaya bahwa mandi dengan air kolam akan mendapatkan jodoh. Ada legenda di balik keyakinan ini. Apakah kamu ingin tahu ceritanya? Ayo baca terus!

Dahulu kala di Kalimantan Selatan ada sebuah desa. Tanahnya subur. Pohon tumbuh dengan baik di sana. orang dan hewan memiliki cukup air untuk hidup. Mereka memiliki sumber air. Mereka mendapat air dari kolam. Orang menggunakan air tidak hanya untuk kegiatan sehari-hari mereka, tetapi juga untuk menyiram tanaman mereka. Para penduduk desa tidak pernah khawatir tentang kekurangan air.







Hebatnya, kolam selalu punya banyak air meskipun itu di musim kemarau.

Kepala desa adalah Awang Sukma. Dia selalu melindungi rakyat dengan sangat baik. Orang-orang dari tempat-tempat lain sering mengunjungi desa untuk mendapatkan air. Awang Sukma selalu memperlakukan mereka dengan sangat baik. Awang Sukma masih lajang. Dia mencari seorang istri.

Suatu malam, Awang Sukma akan kolam. Dari kejauhan, ia mendengar beberapa orang sedang mandi di kolam. Dia penasaran. Dia mendekati kolam dengan hati-hati. Dia begitu terkejut ketika dia melihat tujuh gadis cantik bersenang-senang di kolam. Mereka berenang dan tertawa.

Siapa mereka? Yah, mereka adalah bidadari dari kayangan. Awang Sukma sangat kagum dengan kecantikan mereka. Dia perlahan-lahan berjalan mendekat dan mengambil salah satu pakaian gadis.

Setelah mereka selesai, gadis-gadis mengenakan kain mereka. Namun, seorang gadis tampak begitu sedih. Namanya putri Bungsu. Dia sedang mencari kainnya. Bidadari lain membantu untuk menemukan kain yang hilang tetapi mereka tidak bisa menemukannya. Hari hampir pagi dan para bidadari harus terbang kembali ke langit. Mereka harus meninggalkannya.

Sementara Putri Bungsu menangis, Awang Sukma mendekatinya.

"Jangan takut. Anda bisa datang ke rumah saya sekarang. "

Putri Bungsu sepakat untuk tinggal di rumah Awang Sukma. Awang Sukma jatuh cinta padanya. Ia melamarnya dan kemudian mereka menikah. Mereka hidup bahagia. Dan mereka lebih bahagia ketika mereka sebuah mempunyai bayi perempuan. Mereka bernamainya Kumalasari.

Awang Sukma menyembunyikan kain putri Bungsu di dalam tong kecil. Suatu hari ada insiden. Sebuah ayam hitam berdiri di atas tong. Putri Bungsu mencoba untuk mengusirnya. Namun ayam tidak bergerak sama sekali. Dan ketika Putri Bungsu mendekat, ayam terbang sehingga tutup tong terbuka.

Putri Bungsu menemukan kain nya dalam tong! Dia sangat senang tapi juga marah dan sedih. Dia senang karena dia bisa kembali ke surga.

Namun dia marah pada Awang Sukma untuk menyembunyikan kainnya. Dan dia sedih karena dia harus mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya.

"Saya tidak bisa berada di sini lagi. Tempat saya adalah di kayangan," kata Putri Bungsu kepada Awang Sukma.

Kemudian Putri Bungsu terbang ke langit meninggalkan Awang Sukma dan Kumalasari. Awang Sukma sangat sedih. Dia baru saja kehilangan istrinya yang cantik. Dia menangis.

Awang Sukma kemudian mengatakan putrinya tidak untuk memelihara ayam hitam sebagai hewan peliharaan. Dia percaya bahwa ayam hitam membawa mereka sial.

Tidak hanya Awang Sukma yang sedih kehilangan Putri Bungsu. Semua penduduk desa juga sedih. Dan kemudian mereka menaimai kolam sebagai Telaga Bidadari. Sampai saat ini orang percaya bahwa mandi menggunakan air dari kolam untuk mendapatkan jodoh. Dan orang-orang lokal tidak memelihara ayam hitam. Mereka masih mengikuti pesan Awang Sukma untuk putrinya. ***




Ayo Baca Cerita yang Lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection