Legenda Tari Pattuddu

The Legend of Pattudu Dance >> English Version

Folklor dari Sulawesi Barat

DAHULU kala di Mandar, Sulawesi Barat, ada sebuah kerajaan. Raja dan ratu yang memiliki seorang pangeran yang tampan. Dia masih lajang. Pangeran adalah orang yang rajin. Istananya terdapat taman dan kolam yang indah dengan air terjunnya. Pangeran selalu menghabiskan waktunya di taman. Dia mencintai berkebun dan selalu merawat tanaman.

Pada suatu sore, hujan turun berat. Setelah hujan berhenti, sang pangeran pergi ke kebun. Dalam perjalanan ke taman, ia melihat pelangi yang indah. Pelangi berakhir di kolam. Ada tujuh merpati terbang melalui pelangi dan mereka berhenti terbang di atas kolam. Hebatnya, tujuh merpati berubah menjadi bidadari yang menawan. Mereka menempatkan syal mereka di tanah kemudian mereka semua berenang di kolam.

Pangeran mengawasi mereka. Dia kagum dengan kecantikannya dan ingin menikahi salah satu dari mereka. Dia mencuri salah satu selendang dan menyembunyikannya. Setelah semua bidadari selesai mengambil mandi dan satu demi satu mereka mengenakan syal dan diubah kembali seperti burung merpati. Namun, malaikat bungsu tidak dapat menemukan syalnya. Dia menangis dan kemudian membuat janji.

"Jika seorang pria menemukan selendang saya, saya akan menikah dengannya. Dan jika seorang wanita menemukan selendang saya, saya akan memperlakukannya seperti kakak saya sendiri," kata malaikat itu.

Pangeran mendengar janji. Dia kemudian berpura-pura membantunya. Karena mereka tidak bisa menemukan selendang, kemudian pangeran meminta malaikat untuk tinggal bersamanya di istana. Malaikat setuju karena tanpa syalnya dia tidak bisa terbang kembali ke rumahnya di surga.

Kemudian pangeran dan malaikat menikah. Kemudian, mereka memiliki bayi laki-laki. Mereka sangat mencintai anak mereka. Pangeran dan bidadari merawat anak mereka dengan penuh kasih.

Di suatu pagi, malaikat ingin memasuki satu ruangan. Dia ingin menggunakan ruang untuk bayi mereka. Ruangan terkunci dan pangeran selalu melarang dia untuk memasuki ruangan. Karena dia benar-benar ingin anaknya tidur di kamar, dia mengabaikan peringatan suaminya.

Ketika dia berada di dalam ruangan, ia terkejut. Dia menemukan selendangnya. Dia kemudian tahu bahwa suaminya mencuri selendang dan tidak pernah merencanakan untuk mengembalikannya.

Malaikat itu segera mengenakan kerudungnya. Dia kemudian datang ke suaminya.

"Suamiku, saya telah menemukan selendang saya. Sekarang saya ingin kembali pulang ke surga. Silakan merawat anak kita. Dan jika kau merindukanku, lihatlah pelangi."

Sang Bidadari kemudian menggoyangkan selendangnya. Perlahan-lahan, dia terbang ke langit. Pangeran sangat sedih. Dia baru saja kehilangan istrinya yang cantik. Dan setiap kali dia merindukannya, dia selalu memandang pelangi.

Orang-orang Mandar, Sulawesi Barat, meniru cara bidadari menggoyangkan selendangnya ke dalam gerakan tarian. Tarian ini dikenal sebagai Tari Pattuddu. ***

Sayyang pattudu (kuda menari)

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection