Dewi Ratih dan Kala Rau

Kisah Kala Rau: Dewa Wisnu dan Dewi Ratih



Dewi Ratih and Kala Rau >> English Version

Cerita rakyat dari Bali


WISNULOKA adalah sebuah kerajaan di surga. Hanya Dewa dan Dewi yang tinggal di kerajaan Wisnuloka. Manusia tidak tinggal di sana. Mereka hidup di bumi.

Dewa dan Dewi gelisah. Mereka benar-benar khawatir. Ada sebuah kerajaan di bumi yang diberi nama Kerajaan Balidwipa. Tidak ada manusia di Kerajaan Balidwipa. Mereka adalah raksasa!

Dan raja kerajaan Balidwipa adalah Kala Rau. Dia adalah raksasa terbesar, terkuat dan paling jahat! Raksasa dan terutama manusia takut padanya!

Kala Rau jatuh cinta pada Dewi Ratih. Dia adalah Dewi yang paling cantik. Dia juga dinobatkan sebagai Dewi Bulan. Dewi Ratih tidak mencintai Kala Rau. Dia menolak lamarannya. Kala Rau marah! Dia ingin menyerang Kerajaan Wisnuloka. Raja Wisnuloka adalah Dewa Wisnu. Dia berusaha menenangkan semua dewa dan dewi.

"Jangan khawatir, saya tahu bagaimana menangani Kala Rau, saya telah menyiapkan tirta amerta, yaitu air kehidupan. Siapapun yang meminum air akan hidup selamanya Jadi Anda tidak perlu khawatir Kala Rau akan membunuhmu Setelah kamu minum airnya, kamu tidak akan mati, "kata pewa Wisnu.

Namun, salah satu raksasa itu mendengar tentang tirta amerta. Dia melapor ke Kala Rau.

"Ha..ha .. ha ... sekarang saya tahu bagaimana menikahi Dewi Ratih, aku akan menggunakan rahasianya!" Kata Kala Rau.

Dewa Wisnu mengumpulkan semua dewa dan dewi di istana. Dia memasukkan air ke dalam kendi. Dia meminta semua dewa dan dewi untuk meminum air. Satu per satu mereka minum air. Mereka fell sangat segar. Sudah waktunya Dewa Kuwera meminum airnya. Dewa Wisnu merasa ada sesuatu yang aneh dengan Dewa Kuwera. Dia lebih besar dan tinggi dan dia juga berbau tidak enak. Dewa Wisnu tidak tahu bahwa itu bukan Dewa Kuwera yang sebenarnya. Dia adalah Kala Rau yang menyamar sebagai Dewa Kuwera.

Ketika Dewa Kuwera yang palsu hendak minum air, Dewa Kuwera yang asli muncul. Dewa Wisnu langsung tahu masalahnya. Dia mengambil panahnya dan memanah lehernya! Ia memanah begitu kuat dan memotong dan memisahkan kepala dan tubuh. Dewa Wisnu melemparkan tubuhnya kembali ke bumi. Ini menjadi lesung. Lesung digunakan orang untuk menumbuk padi. Bagaimana dengan kepalanya? Sayangnya, Kala Rau memiliki kesempatan untuk minum air. Kepalanya bisa hidup selamanya walau sudah terpisah dari tubuh. Dewa Wisnu segera melempar kepalanya ke langit.

Kepala Kala Rau masih di langit saat melihat Dewi Ratih. Dan saat melihat Dewi Ratih, dia mencoba meraihnya. Tapi dia tidak punya tangan, jadi dia menggunakan mulutnya untuk menangkap Dewi Ratih. Dia berhasil! Dia menelan Dewi Ratih!

Dan karena dia tidak memiliki bagian tubuh lainnya, Dewi Ratih bisa lolos.

Dan saat Dewi Ratih ditelan Kala Rau, bulan menjadi gelap.

Dewi Ratih adalah dewi bulan, kan?

Orang-orang di bumi benci melihat bulan gelap. Jadi mereka menumbuk tubuh Kala Rau yang sudah berubah menjadi lesung. Saat orang menumbuk lesung, Kala Rau merasakan sakitnya. Jadi dia kabur.

Sampai sekarang, saat ada gerhana bulan beberapa orang masih menumbuk lesung. Mereka percaya bahwa Kala Rau masih mengejar Dewi Ratih. ***



Persatuan dan Kebijaksanaan dalam Menghadapi Ancaman

Pesan moral dari cerita ini adalah tentang kekuatan persatuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi ancaman. Meskipun dihadapkan pada ancaman yang besar seperti Kala Rau, Dewa Wisnu dan para dewa lainnya mampu mengatasi situasi dengan bantuan tirta amerta dan kerja sama tim. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan pentingnya keberanian untuk menghadapi bahaya dan bertindak tegas dalam menjaga kedamaian dan keadilan.








Ayo Baca Cerita yang Lain!

1 comment:

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection