Legenda Batu Manggis Masak

The Legend of Ripe Mangosteen Stone >> English Version

Legenda Batu Manggu Masak / Pertarungan Dua Teman

Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat

Ada dua orang teman, nama mereka adalah Bujang Alai dan Bujang Kuratauan. Mereka berteman sejak masih anak-anak. Mereka pergi ke sekolah bela diri yang sama. Keduanya sangat terampil dalam seni bela diri.

Bujang AIai dan Bujang Kuratauan adalah orang dewasa. Mereka selalu bersama dan bergaul dengan baik.

Sebenarnya, keduanya selalu bersaing. Bujang Alai dan Bujang Kuratauan selalu berkompetisi dalam segala hal dan tak pernah mau kalah. Masing-masing selalu ingin menjadi pemenang.

Kedua pria itu jatuh cinta pada gadis yang sama. Mereka berdua mencoba untuk memenangkan hati gadis itu. Bujang Alai dan Buiang Kuratauan selalu mencoba untuk mengesankan gadis itu. Sayangnya, persaingan mereka semakin parah. Kedua teman mulai saling membenci.

Suatu hari, gadis itu hilang. Dia telah meninggalkan rumah itu selama dua hari. Keluarga gadis itu melihat setiap tempat tapi tetap saja mereka tidak dapat menemukannya.

Bujang Kuratauan juga mencari gadis itu. Nah, dia juga penasaran dengan Bujang Alai. Dia belum pernah bertemu Bujang Alai selama dua hari. Dia merasa Bujang Alai bersama gadis itu. Bujang Kuratauan pergi ke rumah Bujang Alals. Dia bertanya padanya.

"Dimana dia?" Tanya Buiang Kuratauan.

"Ha ha ha ... aku tahu kamu akan datang mencarinya di rumahku. Nah, perasaanmu benar! Dia ada di sini, di rumahku!" Kata Bujang Alai dengan sombong.

Bujang Kuratauan marah saat mendengar bahwa Bujang Alai menyembunyikan gadis itu

"Keluarganya mencarinya! Anda harus mengembalikannya ke rumahnya!" Teriak Bujang Kuratauan.

"Bagaimana kalau saya tidak mau melakukannya?" Mengejek Bujang Alai.

"Aku harus melawanmu!" Teriak Bujang Kuratauan.

Bujang Alai sudah siap. Dia melawan dan mencoba menyerang Bujang Kuratauan.

Mereka menggunakan semua keahlian mereka dan berusaha menjadi pemenang. Yah, keduanya sama-sama terampil. Mereka telah berjam-jam tapi tidak ada tanda bahwa salah satu dari mereka akan kalah.

Namun, hari mulai gelap dan Bujang Alai mulai merasa sangat lemah. Bujang Kuratauan memanfaatkan kondisi ini dengan baik. Dia menyerang Bujang Alai dengan sangat keras.

Serangan itu begitu keras sehingga membuat Bujang Alai kehilangan keseimbangan. Dia terjatuh dan akhirnya dia meninggal.

Keluarga Bujang Alai sangat sedih mendengar bahwa Bujang Alai telah meninggal dunia. Keluarga ingin balas dendam. Mereka semua ingin membunuh Bujang Kuratauan.

Bujang Kuratauan mendengar keluarga Bujang Alai mencarinya. Bujang Alai memiliki keluarga besar di sisi lain Bujang Kuratauan hanya memiliki keluarga kecil. Buiang Kuratauan tahu dia tidak bisa melawan keluarga Bujang Alai. Mereka terlalu banyak dari mereka.

Bujang Kuratauan menetapkan sebuah strategi. Dia meminta keluarganya untuk meninggalkan rumah di malam hari. Mereka juga diminta membawa obor.

Keluarga Bujang Alai tiba di rumah Buiang Kuratauan di malam hari. Mereka melihat beberapa orang membawa beberapa obor. Mereka mengira Bujang Kuratauan juga ada di sana. Jadi mereka mengikuti mereka.

Ketika keluarga Bujang Kuratauan tiba di sebuah air terjun, mereka meletakkan obor di dekat air terjun. Setelah itu mereka semua pergi.

Keluarga Bujang Alals mengira Bujang Kuratauan dan keluarganya bersembunyi di sana. Mereka langsung berlari menuju air terjun. Mereka tidak tahu tempat itu basah dan licin. Mereka semua terjatuh dan berdarah. Darah mereka melumuri batu besar. Warna batu berubah seperti warna manggis matang.

Sejak itu orang menamai batu tersebut sebagai Batu Manggu Masak atau Batu Manggis Masak. ***

Buah Manggis

Manggis

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection