Legenda Komandan Angin

The Legend of Commander Angin >> English Version

Cerita Rakyat dari Bangka Belitung

SUATU waktu, tinggallah seorang pencuri. Namanya Abang Daud. Tidak ada yang berani menangkapnya. Orang bilang dia sangat hebat dalam bela diri. Dengan kemampuannya, dia bisa mengalahkan korbannya dan mencuri barang mereka.

Suatu hari, Abang Daud pun siap mencuri. Dia pergi ke sebuah rumah. Dia tidak mengenal pemilik rumah. Dia diam-diam membuka jendela. Tiba-tiba, dia mendengar suara seorang pria. Abang Daud masih terus membuka pintu. Yang didengarnya adalah suara orang tua. Dia sama sekali tidak takut. Jendela dibuka dan dia masuk rumah. Anehnya, seorang pria tua berdiri di depannya. Dia marah melihat Abang Daud memasuki rumahnya tanpa seizinnya. Tanpa bertanya lebih jauh, dia menyerang Abang Daud. Nah, Abang Daud hanya tersenyum saat melihat pria tua itu berusaha menyerangnya. Dia meremehkan orang tua itu.

Dia salah! Orang tua itu memiliki seni bela diri yang lebih baik daripada dirinya. Sebentar lagi, orang tua itu menyudutkan Abang Daud. Dia menyerah! Abang Daud kalah dalam pertarungan. Lalu orang tua itu memintanya untuk meninggalkan rumah.

Nah, siapakah orang tua itu? Namanya adalah Apek Long Guan. Dia memiliki sebuah sekolah seni bela diri. Ya, dia adalah seorang guru seni bela diri. Tak heran ia begitu terampil.

Abang Daud Begitu kagum dengan keterampilan Apek Long Guan. Dia ingin menjadi muridnya. Nah, Apek Long Guan menolaknya. Dia tahu bahwa Abang Daud adalah seorang pencuri dan dia tidak ingin dia menyalahgunakan keahliannya. Abang Daud tidak menyerah. Setiap hari ia pergi ke rumah Apek Long Guan. Dia memohon dan mengatakan bahwa dia sudah menyadari kesalahannya. Dia tidak ingin menjadi pencuri lagi. Abang Daud juga membantu Apek lama Guanto melakukan apapun. Ya, Abang Daud mencoba membujuk Apek Long Guari. Perlahan, Apek Long Guan merasa kasihan padanya. Dia akhirnya membiarkan Abang Daud menjadi muridnya.

Abang Daud sangat bahagia. Dia berlatih setiap hari. Dia adalah seorang siswa yang cerdas. Dia mengumpulkan semua keterampilan dengan mudah. Dia ingin Apek Long Guan mengajarinya semua keterampilan. Karena itu ia selalu mentaati gurunya.

Apek Long Guan sangat senang melihat kemajuan muridnya. Dia dengan senang hati mengajarkan kepadanya semua keterampilan yang ia punya. Setelah Alang Daud menguasai semua keterampilan, dia meminta izin gurunya untuk pergi. Dia ingin pergi ke kerajaan lain untuk melanjutkan hidupnya. Gurunya membiarkannya pergi.

Abang Daud pergi dengan kapal pesiar. Dia tiba di satu kerajaan. Dia tinggal di rumah seorang pria. Dia menasehati Abang Daud untuk mematuhi peraturan tersebut. Dia mengatakan bahwa saat ayam berkokok, tidak ada yang diizinkan untuk menjawabnya. Jika tidak, orang tersebut harus melawan komandan. Abang Daud berpikir bahwa peraturan itu aneh. Saat mendengar ayam berkokok, ia sengaja menjawabnya. Dia meniru suara ayam berkokok. Sayangnya satu tentara mendengarnya. Dia membawa Abang Daud ke istana.

Raja marah saat mengetahui ada yang melanggar peraturan. Dia tidak peduli saat Abang Daud mengatakan bahwa dia adalah seorang sersan. Raja mengatakan bahwa peraturan tersebut berlaku untuk semua orang.

Abang Daud harus menghadapi hukuman. Dia harus melawan komandan. Abang Daud sama sekali tidak takut. Dia bertempur dengan gagah berani. Dengan keahliannya, dia berhasil mengalahkan komandan dengan mudah.

Raja sangat terkesan. Dia meminta Abang Daud untuk menjadi komandan baru. Dia menerimanya dengan gembira. Raja memberinya nama baru, yaitu Komandan Angin.

Komandan Angin begitu hebat. Dia memiliki sebuah kapal besar dan banyak tentara. Sayangnya, kebiasaan buruknya tiba-tiba datang lagi. Dia menyerang kapal lain di laut dan mencuri barang-barang di kapal. Raja tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada yang bisa mengalahkan komandan.

Raja mendengar tentang Apek Long Guan. Dia meminta Apek Long Guan untuk membantunya. Apek Long Guan setuju untuk membantu. Ia sangat kecewa melihat perilaku muridnya.

Apek Long Guan tahu kelemahan sang komandan. Dia meminta raja untuk memberinya sebuah kapal besar. Ia berharap komandan bisa merampoknya di laut. Dan itu berhasil! Komandan Angin melihat sebuah kapal besar. Dia berharap ada banyak perhiasan di kapal. Dia meminta tentaranya untuk menyerang.

Komandan itu terkejut saat melihat gurunya di kapal. Mereka berkelahi! Apek Long Guan mendorong komandan ke laut. Dia tidak bisa berenang! Sebentar kemudian komandan itu tenggelam dan kemudian dia tewas.

Raja senang. Dia memberi Apek Long Guan banyak hadiah. Sejak saat itu kerajaan itu aman dan orang-orang hidup dengan bahagia. ***

Pakaian Adat Pengantin
Bangka Belitung

Pakaian Adat Babel

1 comment:

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection