Mundinglaya Dikusumah

Mundinglaya Dikusumah | English Version

Cerita Rakyat dari Jawa Barat

DAHULU kala, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Rajanya bernama Prabu Siliwangi. Dia memiliki dua orang istri. Mereka adalah Nyimas Padmawati dan Nyimas Tejamantri. Ratu adalah Nyimas Padmawati. Mereka hidup dengan bahagia dan damai.

Raja dan ratu belum memiliki anak. Kemudian Nyimas Tejamantri hamil, raja dan ratu senang. Saat bayi laki-laki itu lahir, mereka merawatnya dengan baik. Raja menamakannya Pangeran Guru Gantangan.

Saat Pangeran Guru Gantangan masih remaja, ratu itu sedang hamil. Semua orang senang. Saat bayi laki-laki lahir, raja menamakannya Pangeran Mundinglaya.

Guru Gantangan benar-benar mencintai adik tirinya. Dia selalu melindunginya dan mengajarkan semuanya. Mundinglaya juga belajar banyak hal dari guru-guru lain. Sangat dipahami bahwa ia menjadi seorang pemuda yang sangat kuat, terampil, dan hebat.

Raja menunjuk Pangeran Gantang untuk menjadi pemimpin di sebuah wilayah di Kutabarang. Pada saat itu, Pangeran Guru Gantangan sudah menikah, namun dia dan istrinya belum memiliki anak. Jadi mereka mengadopsi seorang anak laki-laki bernama Sunten Jaya.

Pangeran Guru Gantahgan setuju dengan tugasnya untuk menjadi kepala daerah. Namun, dia meminta raja dan ratu untuk membiarkan Pangeran Mundinglaya bergabung dengannya. Pangeran Guru Gantangan mencintai saudaranya dan tidak ingin menjauh darinya. Raja dan ratu setuju. Mereka tahu saudara-saudaranya akan bergaul dengan baik.

Di tempat baru semuanya berjalan dengan baik. Sayangnya, Sunten Jaya cemburu dengan Mundinglaya. Dia pikir ayahnya tidak adil. Dia mengira ayahnya memperlakukan Mundinglaya dan dia secara berbeda. Jadi dia merencanakan sesuatu yang buruk. Dia mengatakan kepada ayahnya bahwa Mundinglaya ingin membunuh ayahnya karena Mundinglaya ingin menjadi kepala daerah yang baru. Pangeran Guru Gantangan marah, dia menempatkan Mundinglaya di penjara.

Sementara itu, kerajaan berada dalam masalah besar. Banyak orang menderita penyakit aneh. Kebanyakan dari mereka meninggal. Dan dalam satu malam sang ratu bermimpi penyakit itu bisa disembuhkan dengan bunga yang unik. Namun bunga itu berada di puncak gunung dan dijaga oleh makhluk yang ganas.

Sang ratu memberi tahu raja tentang mimpinya. Dan kemudian raja mengumpulkan sebuah pertemuan. Pangeran Guru Gantangan dan Sunten Jaya juga ikut dalam pertemuan tersebut. Raja bertanya siapa yang berani pergi ke puncak gunung untuk mengambil bunga itu. Tidak ada yang melakukannya. Tiba-tiba seorang pria berbicara.

"Yang Mulia, putra Anda, Pangeran Mundinglaya ada dipenjara Mengapa kita tidak bertanya padanya?"

Raja setuju Dia memerintahkan Mundinglaya dibebaskan dari penjara. Pangeran Mundinglaya mengatakan bahwa ia bersedia memilih bunga itu.

Ketika sampai di puncak gunung, makhluk buruk rupa menghentikannya.

"Hei, siapa kau? Beraninya kamu datang ke tempatku?" teriak makhluk itu.

"Namaku Mundinglaya dan aku meminta izinmu untuk mengambil bunga itu."

"Tidak ada yang bisa mendapat izin saya Jika Kau benar-benar menginginkannya, Anda harus mengalahkan saya!"

Beberapa saat kemudian, Mundinglaya dan makhluk itu bertempur. Tidak begitu sulit bagi Mundinglaya untuk melawan makhluk itu. Dia memenangkan pertarungan! Kemudian, ia mengambil bunga itu dan pulang ke rumah.

Raja dan ratu sangat bahagia. Mereka menggunakan bunga itu untuk menyembuhkan orang sakit. Akhirnya mereka dapat disembuhkan. Mundinglaya juga mengatakan bahwa ia tidak pernah ingin membunuh saudaranya, Pangeran Gantang. Pangeran Gantang merasa bersalah dan meminta maaf kepada Mundinglaya.

Raja sangat terkesan dengan pengorbanan Mundinglaya. Dia tahu Mundinglaya bisa menjadi raja besar suatu hari nanti. Maka dia membuat pengumuman bahwa dia akan turun dan menunjuk Mundinglaya menjadi raja baru dengan gelar Mundinglaya Dikusumah.

Apa yang terjadi dengan Sunten Jaya? Dia kabur! Dia khawatir Mundinglaya akan membalas dendam dan menghukumnya. Sejak itu orang hidup bahagia dan damai. Mundinglaya adalah raja yang hebat! **

Bunga ajaib

1 comment:

  1. Siapakah Munding Laya dikusumah itu? Dan siapa Guru gantangan itu sendiri? Dan Prabu Siliwangi yang mana dalam kisah ini? Jika tidak jelas sejarah sebaiknya jgn dikisahkan, akan membingungkan dan membuat sejarah menjadi semakin semrawut

    ReplyDelete

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection